Seperti sama kita ketahui, dalam teori komunikasi disebutkan ada tiga jenis gangguang atau noises, semantical noises, technical or environmental noises, dan physiological noises.
Yang paling berat adalah gangguan psikologis. Ini berkaitan dengan kepercayaan, keyakinan, anggapan, asumsi, stereotyping dan sejenis itu yg dimiliki seseorang (bahkan setiap orang) di dalam benaknya, dan ia (atau kita) merasa nyaman dengan gangguan ini.
Gangguan jenis ini disebut paling berat karena ia sulit ditemukan. Kalaupun ditemukan, belum tentu kita mau mengubah keyakinan tersebut. Dst.
Nah, dua hari ini ada berita ttg pernyataan Xanana Gusmao ketika menghadiri peringatan HUT TNI di Surabaya. Disebutkan dalam berita di sejumlah media massa berbasis internet (saya tak menemukan di media massa cetak, sejauh ini) bahwa Xanana ingin Timor Leste kembali bergabung dgn Indonesia.
Kami sempat membahasnya dalam rapat redaksi tadi malam. Saya sejak awal punya pendapat meragukan dan meyakini maksud Xanana tidak seperti yang ada dalam berita itu.
Maka tadi pagi saya chatting dengan sahabat saya Jose Antonio Belo, pemimpin Tempo Semanal yang saya hormati.
Dia memberikan penjelasan yang jauh lebih masuk akal dan dapat dipercaya sebagai sebuah penjelasan. Bisa diklik di tautan ini.
Tetapi alangkah sedih saya membaca hampir semua komen di berita itu, juga di berita-berita di media lain yang pertama kali memberitakannya. Diliputi kemarahan.
Yang bikin saya lebih sedih lagi adalah, media massa di Indoneaia tidak bertanggungjawab setelah memberitakannya. Mereka melepas begitu saja informasi ini.
Adapun kami, walau tak ikut memberitakan, tapi merasa perlu memberikan penjelasan yang sebisa mungkin meluruskan.
Di zaman seperti ini kita sering kali merasa nyaman dengan keyakinan-keyakinan yang kita miliki. Se-absurd apapun keyakinan itu.
Hal inilah yang antara lain membuat saya mengubah judul presentasi pada pelatihan jurnalistik di Moestopo (Beragama) tadi pagi, menjadi Media Literacy: Decolonizing Your Beliefs.
Untuk file presentasi klik link berikut: media literacy decolonizing your beliefs.
