Selain Wisnu Subroto, nama Wakil Jaksa Agung, Abdul Hakim Ritonga, juga kerap disebut dalam pembicaraan Anggodo Widjaja. Misalnya pada pembicaraan tanggal 28 Juli 2009 dengan seseorang yang diduga kuasa hukumnya, Kosasih.
“Perlu enggak Ritonga dikasih?” tanya Anggodo.
“Nanti saja Pak,” jawab Kosasih.
“Sebenarnya, Edi Sumarsono itu seharusnya masuk penjara juga, Kos. Tapi sama Pak Wisnu minta sama Ritonga gak dieksekusi-eksekusi,” kata Anggodo lagi.
Setelah itu, nama Ritonga kembali disebut dalam percakapan antara Anggodo dengan seorang perempuan pada 6 Agustus.
“Tadi Pak Ritonga telepon, besok dia pijet di Depok. Ketawa-ketawa dia. Pokoknya harus ngomong apa adanya semua, ngerti? Kalau enggak gitu kita yang mati. Soalnya sekarang dapat dukungan dari SBY, ngerti enggak?” ujar perempuan itu.
“Siapa?” tanya Anggodo.
“Kita semua. Pak Ritonga, pokoknya didukung. Jadi KPK nanti ditutup.Ngerti enggak?” tegas perempuan itu lagi.
“Iya, iya,” jawab Anggodo.
“Udah pokoknya jangan khawatir ini urusannya bisa tuntas, harus selesai. Dia ngomong begitu, Pak Ritonga. Bener Pak Ritonga, itu lho, siapa polisi itu, si Susno itu. Kemarin Pak Ritonga dianu itu, Pak Ritonga ngamuk. Kan dia itu anu Pak, janji tho? Gitu lho, kok dia yangnyeleweng, enggak berani dia, katanya Anggodo suruh nelepon kamu. Kamu stress tho, Pak? Hari ini masuk TV. Terang lho Pak. Masuk TVterang Bos. Itu kayak apa itu?” perempuan itu masih bicara.
Anggodo menjawab singkat, “lya, hehe.”
“Tapi lebih baik kok katanya, bagus. Harus begini, karena Antasari, kan kamu tak certain ya Pak. Ini kenapa dia ngomong gini? Mulai… (tidak jelas) semua, Antasari kan butuh… tutup (tidak jelas). Ngerti Pak? Pak Ritonga kan rentutnya (rencana penuntutan) se-Indonesia yangnentuin, Pak,” ujar perempuan itu lagi.
Anggodo masih menjawab singkat, “Iya.”
“Nah ini lho yang ini, makanya Pak Ritonga dengan urusan sampe tuntas,” ujar perempuan itu lagi.
Dan Anggodo mengiyakan. “Ya, ya.”
Dalam rekaman berikutnya, pada 7 Agustus 2009 Anggodo dihubungi seorang perempuan.
“Apa sudah telepon Ritonga?” tanya Anggodo.
“Belum, baru SMS saja. Telepon yang ngangkat ajudannya, bilang lagi rapat. Saya bilang sama ajudannya besok ada yang mau ketemu. Ajudannya bilang, ya saya terima,” jawab perempuan itu.
“Apa itu artinya besok pasti,” tanya Anggodo lagi.
“Mungkin saja kalau dia ngomongnya seperti itu,” jawabnya.
Pada 10 Agustus 2009 Anggodo kembali berbicara dengan seorang perempuan.
“Ritonga takon, gimana Anggodo sakit? Ritonga iku apik wonge, ngerti budi. (Ritonga tanya, bagaimana Anggodo sakit? Ritonga itu orangnya baik, tahu balas jasa). Ritonga ngomong, bilang Pak Anggodo, banyak teman yang support dia. Jaksa Agung itu banyak. Jangan stress, bisa-bisa nggak bisa mikir kalo stress,” ujar perempuan itu.
