Dalam pertemuan tertutup dengan pimpinan media massa kemarin (2/11), Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri meminta agar media massa tidak lagi menggunakan istilah cicak dan buaya dalam memberitakan perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Meski mengakui istilah tersebut muncul dari mulut koleganya, Kabareskrim Kombes Susno Duadji, namun Kapolri menilai istilah itu tidak tepat. Tim penyidik KPK, sebut Jenderal BHD ketika, juga ada yang berasal dari Polri.
“Kami juga cicak,” kata Kapolri sembari meminta maaf atas munculnya istilah tersebut.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dalam rilis yang diterima Rakyat Merdeka Online pagi ini (Selasa, 3/11), menilai permintaan tersebut tidak pada tempatnya dan dapat ditafsirkan sebagai upaya intervensi pemberitaan di media massa, seperti yang kerap terjadi di masa Orde Baru. AJI juga meminta agar media massa tetap independen dalam memberitakan kemelut yang terjadi di KPK serta mewaspadai upaya-upaya sistematis untuk mengaburkan atau menghaluskan pemberitaan kasus ini.
