
Dua hari lagi, 5 November, Republik Islam Iran akan memperingati salah satu peristiwa penting dalam perjalanan Revolusi Iran.
Hari itu, 30 tahun silam, sekelompok mahasiswa pendukung Revolusi Iran menduduki Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran dan menyandera 53 diplomat dan staf kedubes AS. Amerika Serikat yang disebut sebagai Setan Besar dalam pidato-p

idato Imam Khomeni dianggap sebagai negara yang menyebarkan petaka di negara-negara lain. Nasionalisme, menurut Revolusi Iran, adalah jawaban atas kegagalan rezim Shah Muhammad Reza Pahlevi yang didukung AS.
Penyanderaan berlangsung selama 444 hari. Berbagai pembicaraan untuk melepaskan sandera berakhir dengan kegagalan. Di tengah rasa frustrasi dan kehilangan percaya diri, pemerintahan Jimmy Carter melancarkan Operasi Cakar Elang pada 24 April 1980. Operasi ini pun berakhir dengan petaka. Dua pesawat AS jatuh dan menewaskan delapan tentara AS serta seorang warga sipil Iran.
Ini adalah operasi militer kedua yang digelar AS di Iran. Sebelumnya, pada 1953 AS (bersama Inggris) menggelar Operasi Ajax untuk menjatuhkan Perdana Menteri Mohammed Mosaddeq yang terpilih dalam pemilu demokratis sebelumnya. Setelah menggulingkan Mosaddeq, AS mendudukkan Reza Pahlevi sebagai raja boneka sampai Imam Khomeni kembali dari pengasingannya di Prancis tahun 1979.
Penyanderaan ke-53 diplomat dan staf diplomatik AS itu berakhir setelah kedua negara menyetujui Kesepakatan Aljazair yang ditandatangani tanggal 19 Januari 1981. Sandera dibebaskan beberapa jam setelah Ronald Reagen disumpah sebagai presiden baru menggantikan Carter.

Menjelang peringatan peristiwa itu, pemerintah Iran mempersilakan rakyat Iran menggelar perayaan. Namun, pemerintah Iran menegaskan akan menindak tegas pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dalam perayaan.
Seperti dikutip CNN, Hossein Sajedinia, deputy operasi kepolisian Iran, mengatakan, pihaknya tidak akan membiarkan pihak-pihak yang ingin mengacaukan perayaan.
