Kekuasaan Partai Liberal Demokrasi (LDP) yang selama 50 tahun terakhir nyaris tak terkalahkan, akhirnya benar-benar tumbang.
Partai Demokrasi Jepang (DPJ) yang dipimpin Yukio Hatoyama seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya memenangkan pemilihan umum yang berlangsung hari Minggu kemarin. Diperkirakan sebanyak 300 kursi dari 480 kursi di parlemen rendah, akan dikuasai DPJ. Berbagai kalangan mengatakan ini adalah kemenangan mutlak kelompok oposisi.
“Rakyat sudah muak dengan partai pemerintah,” kata Hatoyama menyambut kemenangannya seperti dikutip BBC.
Sementara itu, pentolan LDP, Perdana Menteri Taro Aso, mengatakan dirinya bertanggung jawab atas kekalahan ini.Dia juga mengatakan akan segera mengundurkan diri. Bagi Taro Aso, ini adalah kekalahan kedua yang dideritanya. Kekalahan pertama terjadi di bidang ekonomi. Negara terkaya di Asia itu sedang mengalami krisis ekonomi yang mengkhawatirkan. Jumlah pengangguran kali ini adalah yang tertinggi dalam sejarah Jepang sejak Perang Dunia Kedua.
DPJ menggunakan kelemahan ekonomi Jepang ini sebagai tema sentral kampanye mereka. Mereka mengatakan akan mengubah fokus pemerintahan yang akan datang; dari mendukung perusahaan menjadi mendukung konsumen dan pekerja. Amerika Serikat pun sudah sejak awal melihat tanda-tanda kemenangan DPJ. Itu sebabnya dalam kunjungan ke Jepang bulan Februari lalu, Menlu Hillary Clinton, menyempatkan diri bertemu Hatoyama. Pertemuan ini dikecam sebagai bentuk intervensi.
