Catatan Dinding Pilpres 2009 (2)

Di zaman Soeharto, otoritarianisme menggunakan institusi militer sebagai bulldozer. Kini otoritarianisme menggunakan elemen dan pranata sipil. Sementara masyarakat tampaknya cukup puas dengan demokrasi-prosedural. Well, masih ada kesempatan untuk memperjuangkan substansi demokrasi: rakyat harus dilindungi, disejahterakan. [9 hours ago]

Comments:

Henra Sinaga at 11:08am July 9
Guh. Jika ada org dibelakang mu, itu adalah aku. Tp semua butuh waktu. And when the time has come, i’ll be the first to congrat u. Thx bro. Keep the fire roar.

Iboy Chaidir at 11:21am July 9
selama masyarakat masih hobi nonton sinetron n infotainment maka hanya calon presiden yg masih mengutamakan citra yg akan tetap d pilih….visi n misi blom saat ya yg d utamakan saat ini.

Heriyanto Chanra at 11:23am July 9
Wah, ini statement yg ditunggu-tunggu. Sekarang sama ama orba. Belum pemilu udah ketahuan partai mana yg menang dan siapa presidennya. 😀

-Jumadi Kusuma- Cimahi at 11:24am July 9
Continuity with “CHANGE”, Brader! Pis in pesbuk

Ahmad Lutfi at 12:14pm July 9
memang, perjuangan gak pernah berhenti…

Rohayati Paseng at 12:42pm July 9
mudah2an substansi yang diimpikan akan datang juga walaupun terkesan lambat sekali…

Dian Risantani at 12:47pm July 9
Setuju pisan uey………..

Effendy Catlover at 1:05pm July 9
doubtful…authoritarian democracies juga berkemungkinan terjadi walaupun ia sukar difikirkan

Rohayati Paseng at 1:24pm July 9
authoritarian democracies? what an oxymoron!

WaHab Fathul at 1:43pm July 9
semoga 2009-2014 ini menjadi akhir dari transisi..

Effendy Catlover at 1:48pm July 9
stranger things have happened in the world…like FASCISM!!!!???????. remember?

Khaidir Anwar at 2:09pm July 9
C O C O K……

Leave a comment