DPR Amerika Serikat (House of Representatives) telah menyetujui paket stimulus ekonomi senilai 790 miliar dolar AS yang diajukan Presiden Barack Hussein Obama.
Sementara itu Senat masih belum bisa mengambil keputusan karena beberapa senator masih berada di luar Washington DC. Proses pemungutan suara di Senat diperkirakan baru akan selesai dalam beberapa jam lagi.
Pembahasan paket stimulus ekonomi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat ini adalah batu penghalang terbesar yang dihadapi Obama di awal masa pemerintahannya.
Sebelum pemungutan suara di DPR dilakukan (Jumat pagi, 13/2) Obama kembali mengatakan bahwa paket stimulus ini akan mambu menambah sekurang-kurangnya 3,5 juta lapangan pekerjaan baru.
Obama akan segera mengundangkan paket inisiatif Gedung Putih ini segera setelah Senat juga memberikan persetujuan.
Perdebatan hangat di Kongres berkaitan dengan paket itu memasuki babak baru setelah hari Rabu kemarin baik DPR dan Senat setuju untuk melakukan voting pada hari Jumat ini. Di sisi lain Gedung Putih juga diminta untuk merivisi beberapa bagian dari inisiatif itu.
Sebanyak 246 anggota DPR dari Partai Demokrat hasil revisi tersebut, dan tujuh anggota DPR dari Partai Demokrat beserta 176 dari Partai Republik menolak.
Kubu Republikan lebih memilih pemotongan pajak yang lebih besar daripada pengeluaran yang terlalu besar.
Jurubicara Partai Republik di DPR, Mike Pence, seperti diberitakan BBC mengatakan stimulus ini hanya akan menambah utang pemerintah.
Sementara pemimpin Fraksi Mayoritas (Partai Demokrat), Steny Hoyer, mengatakan, stimulus ini akan menciptakan jutaan lapangan pekerjaan.
“Jutaan dan jutaan orang yang kehilangan pekerjaan dan tidak bisa membawa makanan di atas meja keluarga mereka akan diselamatkan undang-undang ini,” katanya.
Adapun Obama mengatakan, untuk jangka panjang pemerintah akan memperkecil pengeluaran. Obama tampak begitu yakin dengan paket stimulus ini. Dia merasa, ini akan menjadi jalan keluar bagi banyak persoalan ekonomi yang tengah dihadapi Amerika.
“Kita memiliki satu kesempatan dalam satu generasi untuk bertindak berani, mengubah tantangan menjadi kesempatan, dan untuk menggunakan krisis yang tengah kita hadapi ni menjadi peluang untuk mengubah ekonomi kita di abad ke-21 ini,” kata Obama di Dewan Bisnis, di Washington DC.
