BARACK Obama telah meninggalkan Hawaii, kembali ke medan tempur untuk merebut kursi presiden Amerika Serikat. Sampai pesawat yang membawanya take off meninggalkan Honolulu menuju Nevada, Obama belum juga berbicara mengenai keadaan terakhir kesehatan neneknya, Madelyn Lee Payne Dunham.
Dalam wawancara yang disiarkan radio ABC Jumat pagi waktu Amerika (24/10) atau Sabtu dinihari waktu Indonesia (25/10), Obama mengatakan dirinya tidak yakin apakah neneknya dapat menyaksikan hari pemilihan presiden tanggal 4 November, atau tidak.
“Saat ini dia dalam keadaan kritis (gravely ill). Kami tidak yakin, dan saya masih tidak yakin apakah dia bisa bertahan sampai hari pemilihan,” kata Obama.
“Kami semua berdoa dan berharap dia mampu bertahan. Satu hal yang ingin saya pastikan, saya berkesempatan duduk bertemu dengannya selagi dia masih memiliki kesadaran dan kemampuan. Dan saya ingin memastikan bahwa saya tidak kehilangan kesempatan itu,” ujar Obama lagi dalam wawancara yang direkam sebelum ia meninggalkan mainland.
Foto pinjam dari Star Bulletin.
Pesawat khusus yang membawa senator Illinois kelahiran Hawaii tersebut meninggalkan Bandara Intrnasional Honolulu Jumat sore atau Sabtu waktu Indonesia (25/10).
Obama menaiki tangga pesawat dengan perasaan sedih dan tak menentu. Kepalanya menunduk. Tangan kanannya dimasukkan ke saku celana, sementara jas hitam yang tak dikenakannya diselempangkan di bahu kiri.
Ini adalah saat yang berat bagi Obama. Madelyn Dunham adalah salah seorang wanita yang punya arti penting dalam kehidupannya. Madelyn bersama suaminya, Stanley Armour Dunham, merawat Obama di Hawaii antara 1971 hingga Obama tamat dari Punahou School tahun 1979. Di masa-masa itu ibu Obama, Stanley Ann Dunham sedang disibukkan oleh pekerjaannya sebagai konsultan dan peneliti di Indonesia dan beberapa negara Asia. Hanya sesekali mereka bertemu di Hawaii dalam liburan musim panas. Selebihnya hubungan Obama dan ibunya hanya dilakukan lewat surat dan telepon.
Pekan lalu Madelyn yang beberapa tahun terakhir menderita kanker dan osteoporosis terjatuh. Kecelakaan itu membuat tulang rusuknya patah dan kesehatannya memburuk secara drastis.
Adik Obama, Maya Soetoro-Ng, mengatakan pihak keluarga khawatir keadaan Madelyn akan semakin kritis. Maya juga mengatakan, kunjungan Obama ke Hawaii bersifat pribadi dan Obama sama sekali tidak dijadwalkan untuk berkampanye.
Madelyn Dunham dan suaminya pindah dari mainland ke Hawaii di tahun 1959 setelah Hawaii resmi menjadi negara bagian ke-50 Amerika Serikat. Setahun kemudian anak tunggal pasangan itu, Ann Dunham memulai pendidikan di jurusan antropologi University of Hawaii at Manoa. Di kampus UHM itulah, Ann Dunham bertemu Barack Hussein Obama Senior, mahasiswa jurusan ekonomi dari Kenya. Dan dari perkawinan mereka lahirlah Obama.
Obama memutuskan pulang ke Hawaii selama dua hari karena dia tidak mau melakukan kesalahan yang pernah dilakukannya di tahun 1995 ketika ibunya meninggal dunia. Saat Ann Dunham menghembuskan nafas terakhir, Obama sedang sibuk di Chicago.
Jumat pagi kemarin, untuk menenangkan pikiran Obama menyempatkan diri berjalan kaki mengelilingi kawasan Makiki dan Punahou, Honolulu, tempat ia dibesarkan nenek dan kakeknya.
Tanpa pengawalan ketat Obama yang ketika itu mengenakan kacamata hitam, kaos polo hitam, blue jeans dan sandal jepit berjalan beberapa blok di Young Street, tak jauh dari Punahou Circle Apartment.
Tangan kirinya dimasukkan ke saku celana, sementara tangan kanannya yang mengenakan gelang hitam dibiarkan bebas melenggang. Airmukanya tampak serius. Kepalanya sering kali menunduk.
Sekitar pukul 10.00, saat berhenti di persimpangan Young Street dan Villa Street, sebuah mobil Dodge Grand Caravan perak berhenti di depan Obama. Lalu ia masuk ke dalam mobil itu dan kembali ke rumah neneknya.
Sore hari sekitar pukul 15.30 Obama kembali meninggalkan apartemen neneknya. Pesawat yang membawanya ke Nevada, medan tempur berikutnya, dijadwalkan terbang pukul 17.00.
Begitulah. Sambil melangkah menuju tangga pesawat, Obama tertunduk lesu. Dia jelas berduka.
