TIGA mahasiswa yang berunjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, hilang sejak tadi malam (Selasa, 27/5).
Berita ini juga dimuat di www.myrmnews.com.
Dua mahasiswa dari UIN Alauddin, masing-masing Rauf yang juga Ketua BEM Fakultas Syariah dan Hukum serta Hendra, Ketua HMI Komisariat Fakultas Hukum dan Syariah.
Sedangkan satu korban lagi adalah Yahya Maulana, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.
Namun seperti dikatakan Rizal yang memimpin demontrasi di depan pintu gerbang kampus UIN Alauddin sore ini (Rabu, 28/5), Yahya sudah dipastikan diculik polisi. Kini Yahya mendekam di tahanan Polres Makassar Timur.
Menurut Rizal, informasi raibnya Yahya diketahui pukul 19.00 WITA. Sedangkan Rauf dan Hendra diinformasikan hilang sejak tengah malam tadi.
Sampai saat ini, kata Rizal, telepon genggam Rauf dan Rizal tidak bisa dihubungi. Selain itu, pihak keluarga juga tidak mengetahui keberadaan kedua mahasiswa tersebut. Rauf diketahui berasal dari Palu sedangkan Hendra dari Palopo.
Para pengunjuk rasa yang kini kembali menggelar demo di depan kampus UIN Alauddin tidak mengklaim Rauf dan Hendra diculik polisi. Mereka hanya menduga.
Menurut Rizal, mahasiswa yang berunjuk rasa kemarin memang tengah menjadi incaran polisi. Karena itu, para mahasiswa pun tak berusaha mencari informasi kehilangan itu ke kantor polisi.
“Hubungan polisi dan kami tidak harmonis,” kata Rizal.
Berbeda dengan mahasiswa, Pembantu Rektor III UIN Alauddin, Salehuddin Yasin, belum mau menyebut kedua mahasiswanya hilang diculik aparat keamanan.
Salehuddin meminta para mahasiswa untuk mencari informasi lebih teliti. Namun bila memang terbukti diculik, kata Salehuddin, pihaknya akan memberikan bantuan hukum dari Lembaga Bantuan Hukum UIN Alauddin.
Sampai saat ini sisa-sisa ban bekas yang dibakar dalam unjuk rasa kemarin masih bertebaran di depan kampus UIN Alauddin.
