PRIMARY election di North Carolina dan Indiana diharap betul-betul menjadi babak penentu dalam serangkaian laga dua kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan Barack Obama.
Hanya kemenangan mutlak hingga 70 persen yang bisa membuat Hillary menumbangkan Obama.
Beberapa jam setelah lonceng pertandingan dibunyikan, CNN melaporkan jumlah pemilih di dua negara bagian itu membengkak hingga 50 persen.
Ketua KPU Partai Demokrat North Carolina, Gary Bartlett, mengatakan, di negara bagian itu pembengkakkan jumlah pemilih melampaui prediksi yang hanya 15 hingga 30 persen.
Sementara pihak pemerintah Indiana mengatakan pihaknya baru akan mengumumkan jumlah pemilih setelah pemilihan usai. Jurubicara pemerintah Indiana, Bethany Derringer, menambahkan, jumlah pemilih memang membengkak begitu tinggi.
TPS di Oriental, sebuah kawasan di North Carolina sempat mengalami masalah karena salah seorang anggota panitia pemungutan suara tidak hadir. Sementara di Indiana sama sekali tidak ada laporan mengenai hambatan-hambatan teknis selama pemungutan suara.
Pemungutan suara yang dilakukan hari ini waktu Amerika (Selasa, 6/5) atau Rabu pagi waktu Indonesia (7/5) memperebutkan 187 delegasi. Sejauh ini Obama masih memimpin perolehan sementara delegasi, meninggalkan Hillary di belakangnya.
Hillary Clinton mengatakan bahwa primary election di Indiana dan North Carolina akan menjadi pertarungan yang akan mengubah permainan.
“Ini akan menciptakan perbedaan besar yang mempengaruhi apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Hillary.
Menurut analis politik CNN Bill Schneider, bila Hillary menang di kedua negara bagian ini dengan dua digit, posisi Obama akan benar-benar di ujung tanduk.
“Itu akan menjadi sinyal yang harus dipertimbangkan superdelagasi bahwa pemilih Partai Demokrat memiliki keraguan yang amat serius terhadap Obama,” kata Bill.
Hillary membutuhkan kemenangan 70 persen untuk bisa mengalahkan Obama, sambungnya.
