BABAK Pennsylvania dimulai sudah. Senator New York Hillary Clinton dan Senator Illinois kelahiran Hawaii Barack Obama sama-sama punya peluang untuk menang dalam pertarungan yang memperebutkan 158 kursi delegasi ini.
Saat berita ini diturunkan pendukung Partai Demokrat di Pennsylvania mulai mendatangi tempat pemungutan suara.
Sejauh ini Obama masih berada di tempat teratas dengan 1.648 delegasi, meninggalkan Hillary yang mengantongi 1.504 delegasi. Kedua mereka membutuhkan 2.025 delegasi agar dapat menggondol tiket Partai Demokrat untuk mengikuti pemilihan presiden Amerika Serikat bulan November nanti.
Untuk dapat menumbangkan dominasi Obama, Hillary Clinton membutuhkan kemenangan di atas sepuluh persen. Kemenangan di bawah dua digit hanya membuat Hillary mampu memperpendek jarak dengan Obama, tanpa menggeser dominasi putra pria blasteran Kenya-Kansas itu.
“Bila Clinton memang lebih dari 10 point, yang merupakan jarak kemenangannya di Ohio dan New Jersey, dia akan memperoleh momentum dan dapat terus bertarung,” kata Bill Schneider, analisis politik senior CNN.
“Bila Clinton hanya menang satu digit,” sambungnya, “Kita akan memasuki zona yang suram. Tidak akan ada yang berubah.”
Malam menjelang primary election Pennsylvania digelar, beberapa poling memperlihatkan keunggulan Hillary Clinton. Istri mantan presiden Bill Clinton ini diperkirakan akan menang tipis 50 berbanding 43 persen.
Bila perolehan suara Obama jeblok, masih kata Schneider, Hillary akan memperoleh kemenangan yang luar biasa dan dapat mengakhiri pertarungan ini serta menyelamatkan keutuhan Partai Demokrat.
Pennsylvania tampaknya akan berpihak kepada Hillary. Secara demografi, di negara bagian ini banyak warga negara senior, kelas pekerja dan pemilih Katholik. Hillary pun telah mendapat dukungan penuh dari Gubernur Pennsylvania Ed Rendell juga dukungan dari Walikota Philadelphia dan Walikota Pittsburgh, dua kota terbesar di negara bagian itu.
Adapun Obama diperkirakan akan menang di Philadelphia yang memiliki komunitas kulit hitam yang terbilang cukup besar. Obama juga diperkirakan akan menangguk untung dari kalangan pemilih pemula yang jumlahnya tidak dapat dipandang sebelah mata.
