Rakyat Merdeka – PRESIDEN SBY kemarin dibuat jengkel oleh peserta Forum Konsolidasi Pimpinan Pemerintahan Daerah di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta.
Saat SBY berpidato, sebagian peserta yang terdiri dari bupati, walikota, dan pimpinan DPRD malah tertidur pulas. Acara pembekalan oleh Presiden kemarin memang digelar cukup pagi, pukul 08.00. Maklum, jadwal SBY seharian kemarin sangat padat. Selain harus melantik duta besar baru, siang harinya SBY melakukan kunjungan kerja ke Indramayu.
Sejak SBY berpidato, sudah ada yang beberapa kali tertunduk dan matanya terpejam. Sebagian lagi berusaha keras menahan kantuk.
SBY membuka pidato dengan menjelaskan strategi ketahanan pangan yang sedang dijalankan pemerintah dan tentang krisis harga minyak dunia. Di forum tersebut SBY juga memberi motivasi bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
Pidato SBY berlanjut ke masalah energi. Utamanya soal pemborosan listrik, BBM, telepon, dan air. Tiba-tiba, SBY menghentikan pidatonya sambil memukul meja. Tidak keras sebenarnya, namun karena ada mikrofon suaranya terdengar keras dan langsung mengagetkan 86 peserta forum konsolidasi pemerintah daerah itu.
“Bangunkan yang tidur itu! Kalau tidur di luar saja,” kata SBY dengan nada tegas sambil menunjuk ke arah peserta. Suasana mendadak hening. Beberapa peserta langsung menyempurnakan posisi duduk. Ada juga yang mengusap matanya agar tidak terlihat habis tidur.
“Bagaimana memimpin rakyat kalau di ruangan ini tidur. Malu pada rakyat. Dipilih rakyat malah tidur. Sedang membicarakan upaya untuk memajukan daerahnya kok tidur,” kata SBY.
SBY sempat melihat lagi para peserta, barangkali masih ada yang terlihat mengantuk. Setelah menghela napas panjang, SBY kembali menumpahkan kejengkelannya.
“Jangan main-main dengan tanggung jawab. Berdosa, bersalah pada rakyat. kepemimpinan berangkat dari diri kita,” tandasnya.
Saking jengkelnya, SBY juga meminta Gubernur Lemhannas Muladi untuk mencari siapa saja yang sempat tertidur saat mendengarkan pidatonya.
“Lemhannas harus bisa luruskan kepribadian jelek. Pintar tapi kepribadiannya jelek, akan jadi racun. Jangan diluluskan. Biar rakyat tahu, bukan karena tidak pandai tapi karena kepribadiannya jelek,” kata SBY. Muladi yang duduk di depan pun mengangguk-angguk.
SBY kemudian meneruskan lagi pidatonya. Bupati dan walikota diingatkan untuk proporsional dalam menjalankan aktivitas politik menjelang 2009. “Jangan lalai dalam menjalankan tugas. Dosa besar,” ujar Presiden kelahiran Pacitan itu.
SBY juga mengajak para kepala daerah memperkuat budaya malu dan mengakui kesalahan.
“Di depan Istana sering ada unjuk rasa. Tapi ternyata banyak yang sebenarnya urusan bupati, masalah di kampung. Mestinya, camat, bupati, walikota malu, masa urusan begitu sampai ke depan Istana. Mari kita berbagi urusan,” ujar bekas Menko Polkam itu.
Dibela Muladi
Seusai acara Gubernur Lemhannas Muladi langsung dikerubuti wartawan terkait kemarahan SBY terhadap peserta yang tertidur. Muladi merahasiakan identitas peserta yang ditegur SBY tersebut. Para peserta lainnya juga menutupi.
Menurut Muladi, Presiden tidak marah besar. “Saya tanya bagaimana, Pak? Tidak apa-apa. Itu yang tidur perlu ditegur. Tetapi saya tidak marah,” kata Muladi menceritakan dialognya dengan SBY.
Menurut Muladi, peserta yang tertidur bukan karena malas atau bosan mendengarkan pidato SBY. “Dia itu kencing manis. Biasa orang kencing manis ngantukan,” ujar petinggi Partai Golkar itu.
“Beliau marah sepintas tapi tidak berlanjut. Manusiawilah, orang mengantuk, orang sakit, orang keluyuran tadi malam. Tapi sebetulnya tidak boleh, sudah diperingatkan. Tapi ini kan kecelakaan,” ujar Muladi lagi.
Awalnya, Muladi tak mengkhawatirkan ada peserta yang tertidur. Dia malah khawatir kalau ada yang interupsi saat SBY berpidato. Maklum saja, para bupati/walikota dan pimpinan DPRD berasal dari berbagai partai politik.
“Bupati dan DPRD itu cukup kritis karena isinya orang partai. Tapi ternyata juga tertib tidak ada masalah.”
Di tempat berbeda, Sekjen DPP Partai Demokrat, Marzuki Alie ikut menyayangkan ulah para pimpinan daerah yang tertidur saat SBY berpidato.
“Ngapain jauh-jauh datang ke Jakarta kalau cuma tidur. Atau ingin sekadar memenuhi kewajiban tugas saja. Wajar kalau SBY mengingatkannya. Karena kedatangan kepala daerah itu kan dalam rangka menjalankan tugas,” kata Marzuki.
Namun Marzuki menegaskan SBY sama sekali tidak marah. Katanya, SBY hanya menegur supaya para pimpinan daerah dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Yang patut dicatat, siapa pun yang sedang berbicara di podium, kita harus senantiasa menjaga etika.”

Yang saya takutkan hal ini dikaitkan dengan apa dan siapa. Maksudnya Presiden dari partai apa, saya dari partai apa. Akibatnya mereka yang tertidur tadi sebelumnya memang berpikiran picik, bahwa “big bos” mereka bukan Presiden, tapi partai. Makanya mereka cuek aja ketika Presiden memberi pengarahan “bagi mereka”, padahal itu semua tentang kebaikan bangsa. Coba anda bayangkan hal ini ada di era Suharto….berani gak…..
Di depan Presiden pejabat brani tidur pulas saat diberikan penceramahan. Apa lagi menghadapi rakyat. Pantasan aja rakyat kita tidak bisa makmur. Wong pejabatnya suka tidur saat bertugas! Untung gak ngiler…