JESSICA Baty juga tak menyangka kekasih hatinya akan tega menghujani mahasiswa yang tengah mengikuti kuliah di Cole Hall, Northern Illinois University (NIU), pada Hari Kasih Sayang pekan lalu.
Dalam aksi brutalnya, Steven P. Kazmierczak, kekasih Jessica, menewaskan lima mahasiswa dan melukai belasan lainnya. Setelah menembakkan shotgun dan tiga pistol yang dibawanya secara membabi buta, Kazmierczak pun bunuh diri.
“Dia bukan orang yang tidak stabil, dia bukan orang yang suka mengkhayal. Dia sepenuhnya normal,” kata Jessica seperti dimuat di CNN. Menurut Jessica (28) dia dan Kazmierczak telah berpacaran sejak dua tahun lalu.
Juga menurut Jessica, Kazmierczak pernah mengatakan bahwa drinya memiliki kecenderungan khawatir yang berlebihan atau obsessive-compulsive. Orangtua Kazmierczak juga memperlakukannya sebagai anak yang tidak patuh. Hal lain yang diakui Jessica adala Kazmierczak juga sering melukai dirinya sendiri.
Kazmierczak pernah mengunjungi psikiatris beberapa kali, dan mengkonsumsi obat penenang. Tetapi tiga minggu lalu Kazmierczak menghentikan konsumsi obat-obatannya yang malah membuat Kazmierczak merasa seperti zombie atau mayat hidup.
Jessica juga tahu beberapa waktu lalu Kazmierczak membeli setidaknya dua senjata api. Menurut Kazmierczak, senjata-senjata itu untuk perlindungan di rumah.
Ketika hari naas itu, Jessica sedang mengikuti kuliah di kampusnya, yang juga kampus Kazmierczak, the University of Illinois in Urbana-Champaign. Di kampus itu bersama Kazmierczak, Jessica juga aktif mengikuti kelompok studi kriminalitas. Juga seperti Kazmierczak, Jessica pun pernah kuliah di NIU.
Ketika orang mulai membicarakan tentang peristiwa penembakan itu, Jessica sama sekali tak menyangka bahwa sang pelaku adalah kekasih hatinya.
“Laki-laki yang kutahu, bukanlah dia yang datang ke Cole Hall, dan melakukan pembantaian itu. Yang satu itu (yang menyerang Cole Hall) adalah monster. Dia (yang kukenal) mungkin adalah orang yang paling baik dan penuh perhatian pada orang lain,” ujar Jessica.
Pada hari atau sehari setelah Valentine Day, Jessica menerima paket dari Kazmierczak. Paket itu berisi dua buku catatan dan telepon genggam. Dia sama sekali tidak tahu mengapa Kazmierczak mengirimkan hand phone.
Dalam pesan Kazmierczak di paket itu tertulis, “Kau telah melakukan banyak hal. Kau akan menjadi psikologis dan pekerja socsal pada suatu hari nanti.”
Selain itu, masih ada satu paket lagi dari Kazmierczak, yakni sarung pistol dan amunisi. Jessica pun tak tahu apa arti benda-benda ini.
Malam sebelum kejadian, Kazmierczak sempat menelepon Jessica. “Selamat tinggal Jessica, dan jangan lupakan aku,” Kazmierczak.
