PHILIPS Jusario Vermonte baru saja selesai mengajar mata kuliah bahasa Indonesia. Pukul 14.50 saat itu, waktu Dekalb, Chicago. Philips masih punya waktu sepuluh menit untuk bertemu profesor bahasa Indonesia pukul 15.00 di kantor sang profesor di belakang Cole Hall.
Philips adalah salah seorang mahasiswa Indonesia di Northern Illinois University (NIU). Peneliti dari Centre for Strategic and International Study (CSIS) itu sedang menyelesaikan pendidikan doktoratnya di jurusan ilmu politik.
Beberapa tokoh di Indonesia juga berasal dari kampus NIU di Dekalb ini. Misalnya Rektor Universitas Paramadina di Jakarta, Anies Baswedan, dan Jurubicara Kepresidenan Andi Mallarangeng. Mantan menteri yang juga anggota DPR Ryaas Rasyid pun menyelesaikan pendidikan masternya di NIU, sebelum melanjutkan ke University of Hawaii.
Saat berada persis di belakang Cole Hall, Philips mendengar suara tembakan berkali-kali. Lalu salah satu pintu Cole Hall di dekatnya terbuka, dan mahasiswa berlarian kesana kemari sambil berteriak-teriak. Beberapa orang lari dengan baju berlumuran darah. Bau amis tak tertahankan.
Tadinya Philips menduga ada orang yang sedang berkelahi di dalam Cole Hall. Tetapi begitu menyadari ada bahaya besar yang mendekat, Philips langsung balik kanan berlari sekencang mungkin ke areal terbuka.
“I was scared to death,” kata Philips kepada myRMnews beberapa waktu lalu, Kamis petang waktu Hawaii (14/2) atau Jumat siang waktu Indonesia (15/2).
“Aku habis ngajar bahasa Indonesia, selesai jam 14.50. Lalu mau ketemu profesor bahasa Indonesia jam 15.00. Aku mau ke gedung di belakang Cole Hall. Mau masuk lewat Cole Hall untuk ambil short cut. Pas di depan pintu masuk Cole Hall, pintu terbuka dari dalam, mahasiswa berhamburan berlarian sambil teriak-teriak,” cerita Philips.
Pintu Cole Hall, lecture theatre tempat kuliah umum biasa digelar, persis berhadap-hadapan dengan pintu kantor yang mau dimasuki Philips.
“Yang lari ke hadapan saya ada yang bajunya berdarah-darah.”
Menurut Philips sejak kasus penembakan di Virginia Tech beberapa waktu lalu, pihak keamanan kampus dan polisi setempat telah memperketat penjagaan di areal kampus. Itu sebabnya begitu tembakan terdengar, polisi segera tiba di lokasi. Selain itu, sambung Philips, menyusul penembakan di Virginia Tech mahasiswa NIU juga telah diberikan panduan dalam menghadapi berbagai keadaan bahaya, termasuk penembakan liar.
Mahasiwa Indonesia lainnya, Ali Akrom yang sedang menyelesaikan pendidikan doktorat bidang kurikulum dan pengajaran, baru saja meninggalkan lokasi kampus ketika penembakan terjadi.
Dia tidak habis pikir mengapa peristiwa penembakan di kampus-kampus Amerika Serikat trus terjadi. “Saya tidak habis pikir mengapa ini terus terjadi. Sudah begitu banyak korban,” kata laki-laki asal Lombok ini.
