Rusia: Tupolev-95 Lakukan Patroli Rutin

PIHAK Rusia akhirnya memberikan penjelasan resmi mengenai insiden Tupolev-95 di Samudera Pasisifk, akhir pekan lalu.

Jurubicara Angkatan Udara Rusia, Alexander Drobyshessky, mengatakan pesawat pengebom jenis Tupolev-95 yang terbang di Lautan Pasifik hari Sabtu lalu (9/2) sebelum akhirnya dihadang oleh pesawat tempur F-18 milik Amerika Serikat, sebenarnya sedang melakukan patroli rutin.

Pihak Rusia menegaskan bahwa operasi yang dilakukan di Lautan Pasifik itu tidak melanggar hukum internasional.

Sebelumnya, pihak militer Amerika Serikat mengatakan bahwa sebuah pesawat pengebom Rusia jenis Tupolev-95 mendekati kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz.

Pesawat pengebom itu sempat memberikan isyarat (buzzing) sebanyak dua kali pada ketinggian 2.000 kaki sementara sebuah pesawat Tupolev-95 lainnya memutar sekitar 50 mil laut. Pesawat tempur F-18 Amerika Serikat segera meluncur ke udara untuk menghentikan operasi Tupolev-95 itu.

Drobyshevsky, seperti dikutip Honolulu Advertiser edisi Selasa (12/2) waktu Amerika atau Rabu (13/2) waktu Indonesia, mengatakan bahwa pesawat-pesawat pengebom Rusia itu mengikuti aturan main dan hukum internasional secara ketat. Kedua Tu-95 itu juga terbang di atas perairan netral tanpa mengganggu dan melanggar batas negara manapun.

Dia menambahkan, kedua pesawat pengebom Tupolev-95 itu telah selesai menjalankan tugas ketika pesawat tempur F-18 Amerika Serikat datang dan mengiringi mereka keluar dari wilayah USS Nimitz.

Insiden di hari Sabtu ini menambah tegang hubungan Rusia dan Amerika menyusul rencana Amerika membangun pangkalan misil pertahanan di Polandia dan Republik Czech.

Menurut pihak Amerika Serikat, pembangunan pangkalan misil itu untuk melindungi negara-negara sekutu mereka di Eropa dari kemungkinan serangan Iran. Sementara Rusia mengecam pembangunan pangkalan misil itu. Menurut Kremlin, pangkalan misil Amerika Serikat itu mengancam keamanan Rusia.

Presiden Putin pekan lalumengecam Amerika dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Menurut Putin, Amerika Serikat dan sekutunya kini memulai babak baru perlombaan senjata, sesuatu yang kerap terjadi di era Perang Dingin. 

Leave a comment