Ingin Memasukkan Syariah Islam, Pemimpin Gereja Disuruh Mundur

GAGASAN pemimpin tertinggi gereja Anglikan di Inggris memasukkan syariat Islam ke dalam hukum negara itu ditentang sejumlah kalangan.

The Archbishop of Canterbury Dr Rowan Williams dalam sebuah wawancara di Radio 4’s World at One, beberapa hari lalu, mengatakan, Inggris tidak dapat menghindari kenyataan bahwa sebagian warga negaranya adalah pemeluk agama Islam dan mengimani hukum-hukum Islam.

Menurut Williams, adopsi hukum Islam ke dalam hukum positif yang berlaku di Inggris sebagai “sesuatu yang tidak dapat dihindarkan.” Dia berkeyakinan, langkah ini akan semakin memperkuat persatuan di kalangan rakyat Inggris.

Dia memberi contoh, umat Islam Inggris dapat memilih penyelesaian status perkawinan atau persoalan keuangan melalui pengadilan Islam.

The Archbishop of Canterbury adalah bishop senior dan pemimpin gereja Inggris sekaligus simbol Komuni Anglikan. Williams adalah the Archbishop of Canterbury ke 104 sejak Komuni Anglikan berdiri di abad ke-16.

Dua anggota General Synod atau Majelis Umum Gereja Anglikan mendesak agar Williams mengundurkan diri menyusul pernyataannya yang dinilai menyinggung itu.

Colonel Edward Armitstead kepada the Daily Telegraph seperti dikutip BBC mengatakan, “Saya rasa dia bukan orang yang tepat untuk posisi ini.”

Menurut Armitstead yang berasal dari Bath dan Wells, mungkin akan lebih baik bila Williams kembali mengajar di kampus.

Sementara Alison Ruoff dari London mengatakan, “Akan banyak orang yang senang bila dia mengundurkan diri. Sebab dia duduk di pagar yang membatasi banyak hal. Sementara saat ini kita membutuhkan kepemimpinan Kristen yang kuat.”

“Dia adalah orang yang punya kemampuan begitu baik, seorang cendekiawan yang brilian. Tetapi untuk urusan menjadi pemimpin komunitas Kristen, saya kira dia adalah malapetaka,” sambung Ruoff.

Secara terpisah, Dewan Muslim Inggris menyambut baik pemikiran Williams. Jurubicara Dewan Muslim Inggris mengatakan, pihaknya mengamati dari dekat kesalahpahaman sementara kalangan di Inggris atas apa yang disampaikan Williams.