KARENA sedang tak tahu harus menulis apa, jadilah barang ini.
Sebuah puisi yang ditemukan di tumpukan e-mail lama, dari bulan November 2001. Ketika itu aku baru pulang dari liputan di Termez, kota perbatasan Uzbekistan dan Afghanistan.
Puisi ini dikutip Intan dari novel “Supernova 1: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh” karya Dee Lestari.
Karena ini dinamakan si jantung hati,
Memompa lembut seperti angin memijat langit
Berdenyut lincah seperti buih yang terus berkelit
Dan darah cinta adalah udara
Dengan roh rindu yang menumpang lewat di dada.
Untuk Yang Kemarin Membuatku ‘Bingung’ dengan ‘Lamarannya’. Welcome Home Ya…
