Nixon: Manuver Rusia dan China Bisa Bangkitkan PKI

Presiden Soeharto dan Presiden Nixon di Gedung Putih, Mei 1970.

PRESIDEN SOEHARTO mengeluhkah kondisi peralatan militer Indonesia yang buruk. Sementara di sisi lain, Rusia dan China seakan mengancam Indonesia di depan mata. Kapal selam Rusia secara aktif beroperasi di Samudera India, dan China baru saja mengembangan misil berjarak tembak 500 kilometer.

Nixon mendengarkan keluhan itu sebaik mungkin.

Hari masih pagi, awal Mei 1970. Hanya beberapa orang yang berada di ruang pertemuan di Gedung Putih, Washington DC. Nixon sang tuan rumah, Soeharto sang tamu, seorang penerjemah, dan tentu saja penasihat keamanan nasional pemerintahan Nixon, Henry Kissinger.

Selesai Soeharto menyampaikan keluhannya, Nixon buka mulut. Dia memuji prioritas pertama pemerintahan Soeharto, yakni pembangunan ekonomi. Kata dia, pilihan itu sudah tepat. Tetapi, Nixon mengingatkan, kekayaan alam Indonesia adalah faktor utama yang membuat Indonesia selalu diincar oleh negara-negara lain.

Menurut Nixon kekuatan militer yang memadai adalah hal mendasar yang harus dimiliki untuk menjamin keamanan internal. Manuver Rusia dan China itu, menurut sinyalemen Nixon, bukan tidak mungkin akan menghidupi kembali kekuatan Partai Komunis Indonesia.

“Dengan 150 juta rakyat dan wilayah yang terbentang ribuan mil, dan dengan kekayaan alam negeri Anda yang luar biasa, Anda akan menjadi sasaran dan target negara manapun.”

Untuk menjaga posisi non-blok dalam percaturan politik internasional sebagaimana yang diyakini Indonesia sejak lama, sambung Nixon, bagaimanapun juga Indonesia harus cukup kuat.

“Netralitas tak ada artinya tanpa kekuataan untuk menjaga netralitas,” pesan Nixon.

Selama kunjungan Soeharto, masih kata Nixon, dia akan memperkenalkan para petinggi militer Indonesia yang menemani Soeharto kepada pihak-pihak yang terkait di Amerika Serikat untuk menentukan kebutuhan militer Indonesia, dan peranan apa yang dapat dilakukan Amerika Serikat.

Mendengar ucapan itu, setelah menyampaikan terima kasih atas dukungan Amerika terhadap sikap non-blok Indonesia, Soeharto mengatakan bahwa pemerintahannya berencana untuk mengembangkan kemampuan militer secara bertahap.

“Kami tidak ingin Anda membantu kami saat ini, tetapi kami hanya ingin mencari tahu apa yang dapat kita lakukan,” Soeharto berbasa-basi lagi.

“Kami tahu tujuan Anda hanyalah untuk keperluan pertahanan. Bukan untuk menyerang negara lain,” jawab Nixon.

Leave a comment