MEGAWATI Soekarnoputri, Wiranto, dan Sutiyoso bisa menjadi rival terkuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu 2009. Namun, dari ketiga nama itu, Sutiyoso diperkirakan yang paling berpeluang menang. Berikut kutipan lengkap dari Kompas.
Pakar ilmu pemerintahan yang juga Presiden Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan Ryaas Rasyid mengungkapkan hal itu menanggapi bermunculannya nama capres pasca-Megawati menyatakan kesediaannya dalam Rakornas PDI Perjuangan pada 10 September 2007.
“Tiga tokoh ini paling kuat kalau dilihat di atas kertas. Namun, Sutiyoso paling punya banyak kelebihan,” ucap Ryaas, Minggu (16/9).
Menurut Ryaas, ketiga nama itu memiliki peluang besar karena berasal dari Jawa. Dalam sejarah pemerintahan, hampir seluruh presiden berasal dari Jawa.
Kelebihan Sutiyoso adalah, selain tokoh baru, ia memiliki pengalaman yang teruji di pemerintahan, memiliki ketegasan, dan jaringan yang luas.
Sebagai Gubernur DKI, Sutiyoso relatif sukses. Salah satu terobosan yang pernah dilakukan adalah pembangunan busway, monorel, subway, dan angkutan sungai. Permasalahan yang dihadapi sebagai Gubernur DKI Jakarta pun jauh lebih kompleks bila dibandingkan yang dihadapi gubernur lain.
“Sutiyoso juga memiliki jaringan dengan para gubernur di seluruh Indonesia sebagai Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia. Dukungan dari parpol pun tidak akan terlalu sulit didapatkan karena banyak parpol mencari tokoh. Kalau Sutiyoso dapat dukungan partai, dia akan paling kuat,” ujar Ryaas.
Megawati bisa memenangi Pemilu 2009 kalau pemerintahan Yudhoyono dianggap tidak lebih baik dari masa Megawati. Sementara Wiranto berpeluang kalau dianggap memiliki sikap kepemimpinan yang tegas, terbukti pernah memegang komando strategis. Keduanya juga bisa mendapatkan banyak dukungan partai politik.
Meskipun demikian, peluang menang Yudhoyono pun masih besar karena masyarakat tidak juga begitu mudah untuk berubah.
“Secara logika, partai yang akan paling banyak memiliki uang adalah Partai Demokrat karena bisa dihimpun dari BUMN-BUMN maupun dari pengusaha yang sekarang ini mendapat keuntungan. Kelebihan lain, SBY juga mendapat dukungan internasional,” paparnya.
Sultan harus sosialisasi
Tentang Jusuf Kalla, Ryaas menilai, kendati memiliki banyak kelebihan, tetapi peluangnya kecil karena bukan berasal dari Jawa. Terkecuali, Kalla menggandeng Sultan Hamengku Buwono X.
“Dengan syarat, Sultan sosialisasi dari sekarang,” katanya.
Pekan lalu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir mengatakan, sejumlah tokoh daerah yang pantas jadi calon alternatif pada Pilpres 2009, antara lain, adalah Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi, Gubernur Yogyakarta Sultan HB X, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
“Mereka telah terbiasa memimpin dan berkomunikasi dengan rakyat,” ujarnya. (SUT)
