Memojokkan Mega, Istri Munir Dukung Penguasa?

BENARKAH Megawati Soekarnoputri terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM Munir, seperti yang diindikasikan istri Munir, Suciwati?

Bagi Budiman Sudjatmiko, salah seorang sahabat Munir yang kini aktif di PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati, hal itu sangat tidak mungkin. Sebaliknya, Budiman malah bertanya apakah Suciwati masih memperjuangkan cita-cita Munir, atau kini membela kepentingan dan posisi politik penguasa yang merasa terancam oleh Mega.

“Pernyataan Suciwati bahwa Megawati diindikasikan terlibat pembunuhan Munir menurut saya bisa mengaburkan kasus tersebut. Sejauh yang saya kenal, Ibu Mega adalah seorang yang memang keras dalam prinsip. Namun dia adalah tipe yang anti kekerasan. Dalam hal ini ada kemiripan dengan ayahnya, Bung Karno,” kata Budiman Sudjatmiko pagi ini (Rabu, 25/4) kepada Situs Berita Rakyat Merdeka.

Lagipula, sambung Budiman, sepengetahuan dirinya hubungan antara Munir dan Mega sejak lama terbilang amat baik. Tidak ada perbedaan pandangan yang prinsip antara Mega dan Munir dalam hal perlindungan HAM.

Bekas Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik yang pernah mendekam di penjara Orde Baru itu juga tidak melihat keuntungan bagi Mega bila Munir dibunuh.

“Dalam pertemuan terakhir saya dengan Munir, beberapa waktu sebelum Munir ke Belanda, Munir justru sedang semangat membicarakan gagasan menolak calon presiden berlatar belakang militer. Walaupun itu bukan isu kampanye Mega, tetapi tentu bisa saja Bu Mega diuntungkan secara politik dalam putaran kedua Pilpres 2004. Karena jelas gagasan Munir bisa menghambat capres yang lain,” ujar Budiman lagi.

Suciwati pernah berkata bahwa pembunuhan Munir menguntungkan Mega dalam Pilpres 2004. Sikap anti-militerisme yang dipunyai Munir akan menggiring orang untuk berpikir negatif bhw bisa jadi kubu militer lah yang membunuh Munir, dan hal itu diharapkan tim sukses Megawati akan mendiskreditkan capres yang berlatarbelakang militer.

“Argumentasi demikian sudah saya bantah, karena tidak logis. Kalaupun Bu Mega memang mau menggunakan segala cara utk memenangkan Pilpres 2004, buat apa harus membunuh orang? Sebagai presiden pada waktu itu bisa saja Bu Mega memerintahkan rekayasa atau manipulasi penghitungan suara. Toh itu tidak dilakukannya. Apalagi sampai harus membunuh Munir. Saya malah curiga, entah sadar atau tidak, Suciwati direkayasa untuk mengatakan hal-hal seperti itu sebagai bagian dari upaya menghancurkan citra Megawati dan partainya yang sekarang sedang membaik, sebagaimana disinyalir Gus Dur,” urai Budiman lebih lanjut.

Fenomena ini layak untuk dicurigai, masih kata Budiman. Setelah pemberantasan korupsi yang tebang pilih mengarah pada Mega dan orang-orangnya semakin kehilangan legitimasi moral, sekarang dihembuskan isu bahwa Mega adalah dalang pembunuhan aktivis HAM Munir. Anehnya, tuduhan ini disampaikan justru pada saat Fraksi PDI Perjuangan bersama Fraksi PAN dan Fraksi PKB di DPR mendukung pembentukan pengadilan ad hoc HAM untuk menangani kasus Trisakti, Semanggi 1dan Semanggi 2. Perlu dicatat, bahwa pengadilan ad hoc HAM adalah sesuatu yang secara tulus juga didukung Munir sejak lama.

“Saya jadi heran, apakah Suciwati masih berbicara dalam rangka membela cita-cita Munir dan hak hidupnya yang sudah dirampas secara keji, ataukah Suciwati sudah tergelincir dalam rangka membela posisi politik sebuah kekuasaan yang merasa terancam oleh Megawati. Sejauh saya mengenal almarhum Munir dengan baik, almarhum tidak akan bahagia dibela dengan cara-cara yang mengkhianati idealisme,” demikian Sekjen Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) ini. GUH

Leave a comment