Inggris Sering Langgar Batas Iran, Tapi Tak Pernah Mintaa Maaf

Jakarta, 31 Maret 2007

Ketegangan memuncak antara Iran dan Inggris dipicu oleh penangkapan 15 marinir Inggris yang melanggar batas wilayah Iran tanggal 23 Maret lalu. Menurut kantor berita Iran, IRNA, bukan baru kali ini Inggris melanggar batas wilayah Iran. IRNA mencatat sejumlah pelanggaran batas wilayah Iran yang dilakukan Inggris dalam beberapa tahun terakhir.

Suatu hari di bulan Juni 2004 pesawat tanpa awak Inggris tanpa izin memasuki wilayah udara Iran di Abadan, sebelah timur laut. Pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh (remotely piloted vehicle) itu ditembak jatuh oleh senjata anti-serangan udara milik Iran di Abadan. Sampai kini, pihak Iran masih menyimpan puing-puing RPV milik Inggris itu.

Masih di bulan Juni 2004. Kali ini di tanggal 22, sekitar pukul 11.00 waktu setempat tiga buah kapal cepat Inggris yang dikendarai delapan tentara Inggris kembali melintasi wilayah laut Inggris. Kedelapan anggota Angkatan Laut Inggris itu sempat ditahan oleh pasukan penjaga pantai Iran. Tidak dijelaskan lebih lanjut, bagaimana nasib kedelapan tentara itu.

Pelanggaran berikutnya terjadi pada malam hari tangga l1 November 2006. Dua helikopter Black Hawks dari Angkatan Laut Inggris terbang pada ketinggian 150 meter pada koordinat 47.700-17.400 di Khorramshahr. Setelah terbang sekitar 10 menit kedua helikopter itu melintasi wilayah Iran pada koordinat 62.500-15.500.

Berikutnya, pada 27 Januari 2007, sebuah helikopter Iran terbang di sekitar muara Sungai Arvand. Setelah diberi peringatan oleh pasukan penjaga pantai, helikopter Inggris itu kabur.

Sebulan kemudian, 28 Februari 2007, Inggris kembali melanggar batas wilayah Iran. Kali ini tiga kapal Angkatan Laut Inggris memasuki kawasan Khor Mousa. Seakan tak bosan dekat aksi pelanggaran batas wilayah, tindakan serupa kembali terjadi di tanggal 23 Maret 2007. Sbanyak marinir Iran kembali melintasi wilayah perairan di Sungai Arvand. Kali ini pihak Iran tak ma tinggal diam. Ke-15 marinir itu ditahan sebagai pelajaran untuk Inggris si pelanggar batas yang tak kenal bosan.

Walau berkali-kali melanggar batas wilayah Iran, Inggris seakan tak punya rasa malu dan muka tembok. Pejabat pemerintahan Inggris didukung oleh media Inggris tetap bersikeras menyatakan bahwa mereka bukanlah pelanggar batas wilayah.

Padahal, Faye Turney, satu dari 15 marinir Inggris itu telah mengakui perbuatan mereka dan menyampaikan permohonan maaf kepada Iran. Anggota divisi F99 Royal Navy itu hari Rabu lalu (28/3) mengatakan dirinya diperlakukan dengan baik dan sopan selama penangkapan.

“Nama saya Faye Turney. Saya dari Inggris, dan sekarang tinggal di Inggris. Saya bertugas di F99 selama sembilan tahun. Saya ditahan pada hari Jumat tanggal 23 Maret 2007 karena melintasi wilayah laut Iran,” kata wanita yang akan segera dipulangkan ke Inggris ini. Turney juga telah mengirimkan sepucuk surat kepada keluarganya. Dalam surat itu Turney menceritakan perlakuan baik yang diterimanya selama dalam tahanan Iran. GUH

Leave a comment