Tinggal Gelanggang Colong Playu

Arah Politik Baru PKS Dipertanyakan
Arah politik baru Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR dipertanyakan. Keputusan Fraksi PKS untuk ber­tindak lebih keras dalam mem­perjuangkan kebijakan yang pro-rakyat dinilai terlambat. Partai yang dipimpin Presiden PKS Ti­fatul Sembiring itu dicurigai se­dang berusaha keluar dari tur­bulence atau kemelut politik yang ikut mereka bangun. Sikap se­perti ini dikenal dengan istilah ting­gal gelanggang, colong playu.

“Mengapa mereka barus sadar bahwa selama ini mereka menya­kiti hati rakyat dengan ikut me­lo­loskan kenaikan harga BBM hing­ga 126 persen di tahun 2005, atau menyetujui pengelolaan Blok Cepu oleh ExxonMobil. Dua kebijakan ini adalah contoh ke­bijakan yang jelas menciderai ke­daulatan negara ini dan me­nyeng­sarakan rakyat, langsung mau­pun tidak langsung,” kata politisi muda PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko yang juga Sek­retaris Jenderal Relawan Per­juangan Demokrasi (Repdem).

“Apakah ini bukan sekadar ma­nuver menjelang pemilihan gu­bernur Jakarta, atau karena PKS sudah menyadari bahwa Pre­siden SBY tidak punya harap­an lagi ter­pilih sebagai presiden untuk pe­riode selanjutnya?” kata Bu­diman kepada Rakyat Merdeka.

Dia menambahkan, secara logika, perjuangan membela ke­pen­tingan rakyat justru jauh lebih mu­dah dan lebih efektif ketika se­seorang atau partai politik berada di pemerintahan.

Karena dalam posisi seperti itu, mereka punya status yang sah un­tuk mengeksekusi kebijakan pro-rakyat melalui menteri-menteri mereka.

”Bagaimana bisa mengadvokasi (kepentingan rakyat) ketika dalam posisi mampu meng­ekse­kusi kebijakan pro-rakyat malah tidak mampu dan setuju dengan ke­bijakan yang mengecewakan rak­yat,” tandas Budiman lagi.

Dia beraharap, langkah politik PKS ini dapat menjadi pelajaran dan bahan refleksi bagi partai po­litik manapun untuk tidak salah memilih calon presiden di masa depan. Kalau salah memilih, aki­batnya ya seperti ini. ”Tinggal gelanggang colong playu untuk me­nyelamatkan diri,” demikian Bu­diman. GUH

Leave a comment