Waspadai Agenda Tersembunyi

Kunjungan Direktur Pelaksana IMF Rodrigo Rato

Kunjungan Di­rektur Pelaksana International Mo­netary Fund (IMF) Rodrigo Ra­to ke Indonesia, 23-24 Januari patut diwaspadai sebagai upaya untuk mengamankan agenda mereka di Indonesia. Begitu kata Koordinator Koalisi Anti Utang (KAU) Kusfiardi.

Menurut Kusfiardi, bukan tidak mung­kin Rodrigo Rato akan me­manfaatkan Indonesia untuk meng­atasi masalah yang sedang di­hadapi oleh IMF. Kalau itu ter­jadi, artinya IMF kembali ber­u­saha mengintervensi Indonesia se­telah Letter of Intent (LoI) dan Post Program Monitoring (PPM).

“Intervensi ini hanya akan melanggengkan buruknya kua­litas sosial dan perekonomian rak­yat Indonesia. Sekaligus me­nutup jalan untuk mengoreksi ke­bijakan yang lahir dari adanya in­tervensi IMF khususnya ke­bi­jakan fiskal dan moneter,” kata Kusfiardi seperti dikutip Situs Berita Rakyat Merdeka.

Dia menyarankan agar pe­me­rin­tah Indonesia memanfaatkan kun­jungan IMF untuk mengh­a­pus­kan utang Indonesia dan se­gala produk kebijakan yang lahir dari hasil intervensi melalui LoI dan PPM, diikuti tindakan me­nin­jau ulang keanggotaan In­do­nesia di IMF dan bahkan mulai me­mikirkan upaya untuk mem­bu­barkan lembaga ini.

Masalah yang dihadapi oleh IMF saat ini, sebut Kusfiardi la­gi, ada­lah memburuknya po­ten­si pen­da­patan akibat percepatan pe­lunasan utang yang telah dila­ku­kan Indonesia, Serbia dan Uruguay.

Kemudian ditambah lagi deng­an proyeksi IMF yang sudah mem­prediksikan kerugian ope­rasional sebesar 87,5 juta dolar AS dan 280 juta dolar AS pada tahun 2009. Selain itu, IMF juga akan mencatat defisit sebesar 105 juta dolar AS di tahun fiskal 2007 yang akan berakhir pada 30 April 2007. Defisit tersebut telah melebar dari proyeksi awal, yakni 90 juta dolar AS.

Untuk menyelamatkan IMF dari kerugian tersebut, tam­pak­nya IMF akan meningkatkan su­ku bunga global. Tingginya ting­kat suku bunga dapat meng­kom­pen­sasi berkurangnya pene­ri­ma­an karena penurunan credit outstanding. Sekaligus men­do­rong kenaikan pendapatan melebihi dari yang diperkirakan di rekening investasi baru.

“Skenario IMF untuk mem­per­tahankan tingginya tingkat suku bunga global adalah dengan me­mastikan bahwa agenda libe­ra­li­sasi di sektor keuangan bisa te­tap berjalan. Indikatornya adalah te­tap memberlakukan kebijakan re­zim devisa bebas dan nilai tu­kar bebas mengambang. Ke­mu­di­an menggunakan tingkat suku bu­nga sebagai instrumen ke­bi­ja­kan untuk mengendalikan nilai tu­kar,” ujar dia lagi sambil me­nambahkan kebijakan seperti ini memudahkan IMF untuk meng­ambil keuntungan dari In­do­ne­sia.

Dia menambahkan, bahwa se­lain menyalurkan dana melalui pin­jaman, IMF juga memutarkan dana di pasar uang dan pasar mo­dal di seluruh dunia, termasuk In­donesia. IMF dapat mem­pe­nga­ruhi nilai tukar rupiah ter­ha­dap mata uang utama dunia. GUH

Leave a comment