Islam Indonesia Jadi Tumpuan

Citra Islam yang terus terpuruk, terutama sejak kejadian peledakan WTC di Amerika dan rentetan bom di Tanah Air, menunjukkan agama ini terus mengalami ujian yang tak ringan. Fenomena maraknya radikalisme telah menyusupi alam pikiran sebagian umat Islam. Bagaimana hal ini terjadi, dan apa dampaknya? Bagaimana pula citra Islam kedepan? Mantan Menag Tarmizi Taher membeberkannya kepada At-Tanwir. Petikannya:

Bagaimana Anda melihat fenomena radikalisme beragama yang terus marak belakangan ini?

Ya, itu harus kita akui. Kita prihatin terhadap kenyataan tersebut. Tapi begini, maraknya gerakan radikalisme dalam masyarakat Muslim ini secara langsung memang memperteguh citra lama tentang Islam bahwa pada dasarnya agama ini bersifat radikal dan intoleran. Kesan ini sulit dibantah, karena gelombang radikalisme Islam telah menjadi bagian penting dari rentetan kekisruhan politik sejak pertengahan abad ini. Bahkan pada abad-abad sebelumnya patro-radikalisme Islam telah muncul sebagaimana yang ditunjukkan oleh gerakan politik–keagamaan.

Jadi kemunculan radikalisme bukan hal baru?

Itu sudah lama. Di masa sahabat, atau khususnya pasca sahabat dulu, gerakan radikalisme kan marak. Yang satu menentang kepemimpinan yang sah, yang lainnya menentang juga. Saling menentang akhirnya memunculkan gerakan radikal. Adapun yang ada sekarang ini kan ekses dari kenyataan sosial yang ada. Tapi, mata rantainya panjang.

Sebenarnya, apa sasaran dari gerakan radikal itu?

Macam-macam. Dari yang saya amati, gerakan radikal dalam sejarah Islam memiliki agenda yang berbeda-beda. Secara ideal mereka memang berusaha untuk menerapkan ajaran-ajaran agama secara menyeluruh, tetapi metode dan pemahaman atas teks suci serta imperatif-imperatif yang dikandungnya saling berbeda. Intinya tergantung kondisi yang dihadapi masyarakat Muslim.

Apa gerakan Islam moderat mampu menjawab kenyataan getir tersebut?

Saya kira sangat mampu. Dunia kini menengok Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar, mainstream utama kan moderat, yakni NU dan Muhammadiyah. Islam di dunia Arab sudah tidak bisa diandalkan. Islam di sana kan panas, isinya marah terus. Jadi saya tidak khawatir dengan adanya gerakan radikal di Indonesia karena itu hanya bagian terkecil dari masyarakat kita.

Kedepan, apa yang harus dilakukan semua pihak agar entitas Islam moderat tetap berperan dan menentukan sejarah?

Hemat saya, semua pihak harus mendukung upaya-upaya dan kampanye bagi tegaknya masyarakat yang ramah, berkeadilan, dan berkeadaban. Selain itu, hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu agar masyarakat puas dengan fakta yang ada. Juga pentingnya kampanye pemahaman terhadap Islam yang benar, santun, dan anggun, bukan Islam yang marah.

Leave a comment