Abadku, Lekra, dan Manikebu

Mein Jahrhundert” yang diinggriskan menjadi “My Century” dan kalau diindonesiakan menjadi “Abadku“. Karya Gunter Grass, sastrawan asal Jerman yang mendapatkan Nobel Sastra tahun 1999. Di tahun itu juga ia menerbitkan novel ini.

Saya lupa bagaimana bisa memiliki foto copy “My Century“. Tapi ia ada di dalam tas saya, saat bersama Surya Aslim, seorang teman baik yang sekarang menetap di Arab Saudi, mengunjungi rumah Pramudya Ananta Toer di Bogor.

Continue reading “Abadku, Lekra, dan Manikebu”

Tenggelamkan Bismarck

Tujuh puluh tujuh tahun sebelum aku lahir di Medan, dia meninggal dunia di Friedrichsruh. Otto von Bismarck politisi hebat dari Prusia, Jerman kini. Jabatan tertingginya adalah Kanselir, dari 1871 sampai 1890.

Di era Perang Dunia Kedua, Adolf Hitler menggunakan namanya untuk sebuah kapal perang raksasa. Yang terbesar di dunia pada masanya. Dikerjakan galangan kapal Blohm & Voss dari tahun 1936 sampai 1939, dan mulai berlayar di bulan Agustus 1940.

Continue reading “Tenggelamkan Bismarck”

Utang Kehormatan

Ini salah satu novel yang tak habis dibaca. Ditulis Tom Clancy tahun 1994, “Debt of Honour” adalah kelanjutan dari “The Sum of All Fears” (1991) yang ada versi filmnya.

Saya membeli buku ini setelah ngobrol di telepon dengan teman lama saat sekolah di Singapura, Sandy Lien, beberapa hari setelah peristiwa 9/11 terjadi.

Sandy bercerita, adegan kelompok teroris menabrakkan pesawat ke menara WTC di Manhattan, New York, seperti adegan di dalam “Debt of Honour” ketika seorang pilot Jepang yang marah menabrakkan pesawatnya ke Capitol Hill di Washington DC, membunuh semua anggota Kongres dan Presiden AS yang sedang menggelar joint session.

Saya beli buku ini saat transit di KLIA, Malaysia, Oktober 2003. Dan saya persembahkan untuk kekasih hati Intansari Fitri.