Mampukah Orang Muda Pimpin Jakarta?

Sabtu, 27 Januari 2007, 10:47:43 WIB

Laporan: Tri Soekarno Agung

Jakarta, Rakyat Merdeka. Bursa bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 semakin ramai. Sayangnya, nama-nama yang muncul saat ini adalah “wajah lama”. Continue reading “Mampukah Orang Muda Pimpin Jakarta?”

Islam, Demokrasi, dan Keadilan

Oleh: Prof Dr Ahmad Syafii Maarif

Hubungan Islam dan demokrasi, sesungguhnya sangat erat dan komplementer. Meski di masa lalu, harus diakui, ada sekelompok intelektual yang memperdebatkan apakah Islam kompatibel dengan nilai-nilai demokrasi atau bahkan sebaliknya.

Beberapa waktu lalu ada pernyataan menarik dari ulama terkenal, Syekh Yusuf Qaradhawi, dalam kunjungannya ke Indonesia awal bulan ini. Menurutnya, Islam selaras dengan nilai-nilai demokrasi. Ia menunjuk bukti Indonesia yang mayoritas Muslim terbesar di dunia, mampu membumikan secara bersamaan nilai-nilai Islam dan demokrasi.

Kalau kita merujuk masa Nabi Muhammad, kehidupan berdemokrasi dengan menjunjung asas musyawarah dan menjunjung perbedaan antar pemeluk agama dan kepercayaan saat itu, membuktikan Islam mampu menjadi pilar kehidupan yang demokratis. Ini juga dapat dibaca dalam Piagam Madinah, yang memuat pasal-pasal kebersamaan, persamaan di mata hukum, dan lain sebagainya.

Sebenarnya, bukan hal baru bila Indonesia dinilai mampu mempraktekkan nilai-nilai Islam dan demokrasi secara damai dan berbarengan. Seperti yang pernah saya tulis dalam buku Tuhan Menyapa Kita (2006), mantan presiden Amerika, Jimmy Carter dalam observasinya terhadap pemilu 2004 menyatakan, “Warga Muslim mampu menerapkan pemerintahan demokratis yang sesungguhnya.” Padahal di sisi lain, politikus elit AS di Washington dan media massa Barat sempat tak percaya, Islam mampu mewujudkan demokrasi.

Membincang Islam dan demokrasi juga tidak lepas dari nilai-nilai keadilan. Mengapa? Karena keadilan menjadi spirit utama tegaknya Islam dan demokrasi. Al-Quran Surat An-Nisa ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat.”

Ayat ini mencerminkan beberapa prinsip: Pertama, berlaku amanat. Setiap orang mampu menjaga kehidupan materinya dan bekerja untuk menghidupi keluarga. Seorang mukmin tidak diperkenankan untuk berlaku curang, bohong dan khianat. Kedua, berlaku adil dalam menetapkan hukum untuk kemaslahatan manusia.

Ibnu Taimiyah mengomentari ayat tersebut: “Wahai para pemimpin Muslim, Allah memerintahkan kepada kalian untuk berlaku amanat dalam kepemimpinan kalian, tempatkanlah sesuatu pada tempat dan tuannya, jangan pernah mengambil sesuatu kecuali Allah mengizinkannya, jangan berbuat zalim, berlaku adil adalah keharusan dalam menetapkan keputusan hukum di antara manusia. Semua ini adalah perintah Allah yang ditetapkan dalam Al-Quran dan Sunnah. Jangan pernah melanggarnya, karena itu perbuatan dosa.”

Imam Qurthubi menyampaikan bahwa, “Ayat di atas berlaku umum untuk semua manusia yang menjadi pemimpin kalangan Islam. Keadilan dalam distribusi pendapatan, menghancurkan setiap gerakan kezaliman, dan menegakkan keadilan dalam pemerintahan. Seorang pemimpin Muslim harus bisa berlaku amanah setiap menerima titipan, menyampaikan kesaksian dan lain sebagainya. Perintah untuk berlaku adil dan amanah sama halnya dengan perintah shalat dan ibadah lainnya.”

Berlaku amanat mungkin suatu sikap langka di negeri ini. Para politikus yang berkoar-koar tentang amanat rakyat yang akan diperjuangkannya hanyalah isapan jempol belaka. Rakyat ibarat burung pungguk merindukan bulan, yang suaranya mereka perebutkan saat kampanye dan mereka lupakan setelah menduduki jabatan sebagai anggota dewan terhormat. Inilah drama politik yang berlangsung di negeri kita. Meski demikian, masih ada orang-orang yang memegang amanat tapi suaranya tak kedengaran dikalahkan oleh kebisingan dan keriuhan suara kaum hipokrit (munafik).

Mudah-mudahan mereka sadar dan serius mewujudkan amanat yang telah diberikan rakyat.

Menyuburkan Demokrasi dengan Nilai-nilai Islam

Kaum Muslim di Indonesia tak pernah ragu menerima dan menyerap nilai-nilai demokrasi yang sudah sejak lama diperjuangkan bukan hanya oleh para pendiri bangsa, tetapi juga oleh organisasi Islam mainstream yang terus menggagas Islam yang kontekstual, yaitu yang mampu merespons persoalan masa kini. Continue reading “Menyuburkan Demokrasi dengan Nilai-nilai Islam”

Tan Malaka, Bagaimana Matimu

tan_malaka_a1015ajpg

BEGITU banyak cerita tentang Tan Malaka, sang pacar merah Indonesia, tokoh yang suatu kali dielu-elukan sebagai ratu adil, dan di kali berikutnya dianggap sebagai orang yang paling ber­ba­haya oleh teman-temannya di era revolusi kemerdekaan.

Tetapi dari semua itu, un­tuk sementara, bagian yang pa­ling misterius adalah tentang ke­matiannya.

Siapa yang membu­nuh Tan Malaka, karena apa, dan dimana kuburnya? Continue reading “Tan Malaka, Bagaimana Matimu”

Waspadai Agenda Tersembunyi

Kunjungan Direktur Pelaksana IMF Rodrigo Rato

Kunjungan Di­rektur Pelaksana International Mo­netary Fund (IMF) Rodrigo Ra­to ke Indonesia, 23-24 Januari patut diwaspadai sebagai upaya untuk mengamankan agenda mereka di Indonesia. Begitu kata Koordinator Koalisi Anti Utang (KAU) Kusfiardi. Continue reading “Waspadai Agenda Tersembunyi”

Ditolak Karpet Merah Untuk Menteri Saifullah

Arief Mudatsir Man­dan, salah seorang ketua DPP Partai Persatuan Pem­ba­ngu­nan (PPP) yang berniat men­calonkan diri jadi ketua umum PPP, akan menyediakan karpet merah untuk Menteri Pem­ba­ngu­nan Daerah Tertinggal (PDT) Saifullah Yusuf yang berniat ber­gabung dengan partai kabah itu. Saifullah Yusuf juga akan di­be­rikan posisi penting di partai itu. Continue reading “Ditolak Karpet Merah Untuk Menteri Saifullah”

SBY Tahu Pasti Kualitas Mega

SEHARUSNYA elit po­litik dan pemimpin bangsa, ter­ma­suk Ketua Umum Me­gawati Soekarnoputri, men­du­kung seluruh upaya perbaikan dan pembangunan yang dila­ku­kan pemerintah. Continue reading “SBY Tahu Pasti Kualitas Mega”

Teroris Selewengkan Praktek Jihad

Bagi umat Islam, berjihad merupakan jalan yang sangat dianjurkan oleh Islam. Dalam banyak bentuknya, jihad dapat dilaksanakan secara individu, kelompok, maupun dalam masyarakat yang lebih besar, yakni bangsa dan negara. Namun demikian, tak dipungkiri masih ada segelintir kaum Muslimin yang salah dan menyelewengkan ajaran jihad untuk kepentingan tertentu. Continue reading “Teroris Selewengkan Praktek Jihad”

Reaktualisasi Makna Jihad di Era Global

Jihad menjadi kosakata populer di Indonesia pascatragedi WTC 2001 silam. Namun konotasi negatif masih berhembus sama; sebuah kekerasan fisik, pembantaian, pembunuhan dan teror. Kasus Maluku, Poso, dan Afghanistan adalah beberapa contoh paling riil dari pemaknaan jihad dengan konotasi negatif seperti itu. Continue reading “Reaktualisasi Makna Jihad di Era Global”

Kembangkan Budaya Toleransi

Pluralisme, atau faham yang menghargai keberagaman, baik dari segi suku, agama, gender, dan asal-muasal, sesungguhnya merupakan ajaran ataukonsep yang sangat positif bagi peneguhan kembali pilar-pilar persatuan dan kebangkitan suatu bangsa. Namun, sayangnya ajaran tersebut dalam faktanya kerapkali mengalami distorsi penafsiran yang mengakibatkan terjadinya tindak kekerasan antar pemeluk agama. Continue reading “Kembangkan Budaya Toleransi”

Meneguhkan Pluralisme untuk Memperkokoh Persaudaraan

Wacana pluralisme hingga kini masih mendapati relevansinya dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mengganggu hubungan antarpenganut agama-agama di Indonesia. Namun, pluralisme masih sering dipahami secara salah dengan menganggap menyamakan semua pandangan agama-agama yang berbeda. Continue reading “Meneguhkan Pluralisme untuk Memperkokoh Persaudaraan”