0300
RAKYAT Irak yang tak takut menghadapi serangan Amerika beramai-ramai mendaftarkan diri menjadi relawan suicide attacker alias penyerang bunuh diri. Mereka dilatih oleh pasukan khusus Irak, Garda Republik, di beberapa kamp militer di sekitar Baghdad. Latihan pasukan kamikaze itu disiarkan televisi Irak dan televisi Euronews, kemarin.
Bukan cuma rakyat Irak, beberapa relawan kamikaze ini juga berasal dari Arab Saudi, Syria, Libya, Lebanon dan beberapa negara lain. Mereka punya satu tujuan, menghancurkan kepongahan dan dominasi Amerika di muka bumi. Mereka membenci Amerika dan bersedia menghadapi Amerika sampai mati.
Mereka mengenakan baju loreng dan celana loreng. Sebagian mengenakan sepatu laras panjang ala tentara. Sebagian lagi mengenakan alas kaki seadanya. Sebagian memakai kefayeh atau lobe putih di kepalanya, sebagian lainnya tak memakai tutup kepala apapun. Pun tidak semuanya menenteng senjata. Sebagian dari mereka menggenggam Al Quran kecil selama latihan perang.
Mereka percaya, perang hanya bisa dimenangkan oleh semangat juang yang tinggi dan tidak kenal kata menyerah. Serta, jangan lupa, iman. Teknologi perang, pasti dibutuhkan. Tapi, peralatan tempur secanggih apapun, tanpa semua itu, semangat juang tak mengenal menyarah dan iman, hanya nol besar.
Mereka diajarkan cara menembak jitu, sambil berlari, sambil merayap, dan mengendap-endap. Mereka diajarkan cara menghindari peluru dan bom Amerika. Mereka dilatih cara melindungi diri sendiri dan teman seperjuangan dari terjangan peluru serdadu Amerika.
Mereka juga diajarkan cara melempar granat ke arah pasukan Amerika. Beberapa relawan berbaris rapi, dalam posisi istirahat. Seorang instruktur dari Garda Republik berdiri di depan, memberi contoh. Di belakangnya, sebuah papan tulis berisi gambar bagian-bagian granat genggam. Si instruktur menggenggam sebuah granat simulasi di tangan kanan. Sambil berteriak Allahu Akbar, dan merebahkan diri, granat itu dilemparkan sekuat mungkin. “Allahu Akbar. Musnahlah Amerika, Yahudi, Inggris dan sekutunya,” teriak si instruktur sambil tiarap. Usai latihan, mereka shalat berjamaah, memanjaatkan doa bersama.
Irak memiliki beberapa pasukan tempur reguler. Yang paling terkenal adalah Al Haris Al Jumhuri Al Khas atau Pasukan Garda Republik. Pasukan ini secara langsung berada di bawah kontrol Saddam Hussein. Sebanyak 15.000 serdadu Garda Republik dipecah ke dalam 13 batalion. Komandan-komandan satuan Garda Republik adalah orang-orang terpecaya dan punya hubungan yang sangat dekat dengan Saddam Hussein. Kesetiaan mereka pada Saddam Hussein sudah teruji selama bertahun-tahun. Garda Republik adalah benteng pertahanan terakhir Irak menghadapi serangan musuh. Pasukan lain yang juga dipimpin langsung oleh Saddam Hussein adalah Jihaz Al Himaya Al Khas atau Pasukan Perlindungan Khusus.
Qusay Hussein, anak Saddam, yang memimpin Al Majlis Al Qawmi atau Dewan Keamanan Nasional juga menjadi komandan tertinggi di Al Amn Al Khas atau Pasukan Keamanan Khusus. Serdadu pasukan ini berjumlah 5.000 orang.
Qusay mensupervisi Al Amn Al ‘Amm atau Keamanan Umum (8.000 serdadu) yang dipimpin Rafi Talfah; Al Mukhabarat atau Dinas Intelijen Umum (8.000 serdadu) yang dipimpin Tahir Al Habbush; Al Istikhbarat atau Dinas Intelijen Militer (6.000 serdadu) yang dipimpin Ayad Ujayli; dan Al Amn Al ‘Askari atau Keamanan Militer (6.000 serdadu) yang dipimpin Thabit Al Takriti.
Hizb Al Ba’ath Al Arab Al Ishtiraki atau Partai Sosialis Arab Ba’ath yang dipimpin Saddam juga punya pasukan non reguler, yakni Amn Al Hizb atau Keamanan Partai dan Al Jaysh Al Sha’bi atau Tentara Rakyat. Seperti namanya, serdadu-serdadu Tentara Rakyat ini adalah rakyat Irak. Saat keadaan semakin genting, mereka siap dimobilisasi untuk menghadapi musuh.[t]