Ketika Saddam Menantang Bush

0225
BAGAIKAN singa padang pasir, Presiden Irak Saddam Hussein menantang Presiden Amerika George W Bush berdebat secara terbuka tentang krisis kawasan Tengah Tengah.

Tantangan itu disampaikan Saddam dalam wawancara dengan jaringan televisi Amerika, CBS hari Senin lalu. Itu adalah wawancara pertama Saddam dengan wartawan asing sejak tahun 1990.

Tidak hanya Bush yang ditantang Saddam berdebat. Tapi semua tokoh politik Amerika yang berkeinginan mencalonkan diri sebagai presiden Amerika.

“Saya siap untuk berdialog langsung, debat dengan Presiden kalian. Saya akan mengatakan apa yang saya mau. Dan dia bisa mengatakan apa yang dia mau sebenarnya. Ini akan menjadi kesempatan bagi dia (Bush), bila dia ingin berperang. Ini akan menjadi kesempatan emas bagi dia untuk meyakinkan dunia,” kata Saddam tenang.

Bagaimana sikap Bush menghadapi tantangan terbuka ini?

Seperti kucing disiram air, Bush tidak berkutik. Dia tak mau memberikan komentar barang satu kata pun. Bush meminta bantuan juru bicara Gedung Putih Ari Fleischer. Nah, kata Ari, Bush tidak mau pusing-pusing memikirkan tantangan Saddam. Menurut Gedung Putih, katanya lagi, tantangan itu tak ada artinya sama sekali.

Selain menantang Bush, Saddam juga mengatakan dirinya tidak akan memenuhi permintaan Ketua United Nations Monitoring, Verification and Inspection Commission (UNMOVIC) Hans Blix untuk menghancurkaqn misil Al Samoud-2 yang dimiliki Irak. Kata Saddam, tidak benar sama sekali, kalau UNMOVIC menyebut kualifikasi Al Samoud-2 melanggar batas yang diizinkan PBB.

Sementara itu, konflik antara Amerika Cs dan Prancis Cs di Dewan Keamanan PBB semakin menjadi. Kemarin, Amerika dengan bantuan Inggris dan Spanyol telah mengajukan rancanagan resolusi baru mengenai kasus Irak. Dalam rancangan yang berisi 12 pasal itu, Amerika Cs meminta agar PBB memberi kewenangan kepada mereka untuk menggempur Irak dengan kekuatan militer.

Pemerintahan Saddam Hussein telah gagal memanfaatkan kesempatan terakhir untuk memenuhi Resolusi 1441. Irak tidak bersedia melucuti senjata pemusnah massal mereka, kata Dubes Amerika untuk PBB John Negroponte, kemarin.

Bersamaan dengan maneuver trio Amerika, Inggris dan Spanyol, Prancis dengan dukungan penuh Jerman dan Rusia mengajukan memorandum penolakan ke DK PBB. Dalam memorandum itu, Prancis Cs lagi-lagi menegaskan pihaknya menentang segala bentuk aksi militer. Krisis di Irak, katanya bisa diselesaikan dengan jalan damai.

Dalam memorandum itu, Prancis Cs juga mengatakan belum saatnya aksi militer dilakukan. Semua tudingan yang disampaikan berkaitan dengan senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak baru sebatas kecurigaan-kecurigaan tanpa didukung bukti yang kuat.

Dubes Perancis untuk PBB Jean-Marc de La Sablière meminta DK PBB tidak terpengaruh usulan poros Amerika, Inggris dan Spanyol. Katanya tidak ada alasan kuat bagi PBB untuk mendiskusikan, apalagi mengadopsi, rancangan buatan Amerika Cs itu.

“Seperti disebutkan dalam Resolusi 1441, tujuan kita semua adalah melucuti senjata pemusnah massal Irak. Sangat jelas dikatakan, bahwa yang menjadi prioritas utama kita, dan satu-satunya, adalah Irak harus dilucuti secara damai. Jadi, belum saatnya membicarakan aksi militer,” katanya kemarin.

Yang rada pusing adalah Presiden Dewan Keamanan PBB Gunter Pleuger.

Dubes Jerman untuk PBB yang sebentar lagi akan menyerahkan kursi pimpinan kepada Dubes Guinea untuk PBB, berjanji akan membahas usulan kedua kubu yang sedang perang dingin ini besok.[t]

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s