Komite Rakyat untuk Memerangi Proyek Zionis

sur06

0220
TIDAK sulit menemukan Kedubes Amerika Serikat di Damaskus. Letaknya di Jalan Abu Jafar, tak begitu jauh dari rumah Presiden Syria Bashar Al Assad. Seperti di Jakarta, Kedubes Amerika juga dikawal polisi lokal. Jumlahnya banyak juga. Mungkin sama banyak dengan jumlah polisi kita yang menjaga Kedubes Amerika di Jakarta itu.

Temboknya tinggi. Saya kira sekitar empat meter. Tiga meter tembok dinding berwarna putih, dan satu meter lagi, di atasnya, tembok dari plastik tebal berwarna hijau. Karena tembok tinggi menjulang dan penjagaan ketat polisi lokal, saya tak bisa melongok ke dalam pelatarannya.

Di puncak gedung, sebuah bendera Amerika, Strips and Stars, berkibar ditiup angin musim dingin di Damaskus. Bendera itu dipagari juga oleh semacam jeruji yang tak terlalu tinggi.

Kata beberapa kawan di sini, pengawalan yang diberikan pemerintahan Syria terhadap gedung Kedubes Amerika semakin diperketat menyusul rencana negeri Paman Sam itu menyerang Irak. Aktivitas kelompok anti-Amerika di Syria besar juga. Mereka, kelompok-kelompok anti-Amerika itu, sudah sejak lama membenci Amerika.

Sejak pertama kali Amerika membiarkan Israel mencaplok kawasan Timur Tengah untuk dijadikan negara kaum Zionis tahun 1948. Kebencian terhadap Amerika semakin menjadi setelah wilayah di bagian barat Syria dicaplok Israel tahun 1967. Amerika mendukung pencaplokan itu.

Kalau rakyat Syria amat membenci Amerika, kenapa pula gedung Kedubes Amerika dijaga ketat, tanya saya ringan saja pada seorang kawan warga Damaskus.

“Ini kan politik bung. Itu cuma etika diplomatik. Yang jelas, tidak mengurangi perlawanan rakyat Syria dan pemerintah Syria terhadap Amerika dan kaum Zionis,” jawabnya sambil tersenyum.

Di Syria ada sebuah komite anti-Amerika. Namanya seram juga. The Syrian Arab Popular Committee for Supporting the Intifada and Fighting the Zionist Project. Kalau dialihbahasakan ke bahasa ibu kita, artinya kira-kira, Komite Rakyat Arab Syria untuk Mendukung Gerakan Intifada dan Memerangi Proyek Kaum Zionis. Rakyat Syria biasanya menyebut Komite Anti Amerika-Israel.

Pemimpin komite ini adalah bekas Menteri Kebudayaan Syria, yang sekarang jadi anggota parlemen, seorang wanita bernama Nazah Al Ahar. Pernyataan-pernyataannya tentang Amerika dan Israel, berikut aktivitas kedua negara itu, selalu keras. Teramat keras.

Pekan lalu, dalam demonstrasi raksasa yang dihadiri ribuan rakyat Syria, Nazah Al Ahar mengecam Amerika dan Israel. Dari depan gedung parlemen, di hadapan rakyat Syria, dia berteriak lantang, “Sudah saatnya Amerika dan Israel kita hentikan.” Teriakan itu disambut tepuk tangan meriah demonstran.

Kota Damaskus tengah menghadapi masa-masa pemilihan anggota parlemen kota. Perlawanan terhadap Amerika dan Israel sudah tentu juga dijadikan tema utama kampanye para caleg. Dua hari lalu (19/2) sebuah kampanye terbuka yang digelar bersama oleh 16 calon anggota parlemen Damaskus, di Al Hijaz Square. Selain persoalan pelayanan publik, para kandidat juga menyampaikan kecaman-kecaman terhadap Amerika dan Israel.

Rencana Amerika menyerang Irak pun disinggung-singgung.

“Warga Damaskus sekalian. Saya serukan, sampai mati kita anti-Amerika,” kata seorang kandidat di atas podium. Ratusan orang yang hadir bertepuk tangan, sambil berteriak-teriak dalam bahasa Arab. Di luar gedung, kelompok marching band memukul-mukul perkusi, bass dan meniup trompet.[t]

Published by

TeguhTimur

Born in Medan, lives in Jakarta, loves Indonesia.

One thought on “Komite Rakyat untuk Memerangi Proyek Zionis”

  1. saya ingin tahu sejarah syiria/politik/budaya
    ketika muhammad syahrur dilahirkan
    sekitar tahun 1930
    penting sekali untuk skripsi saya

    maksih

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s